Rabu, 23 Mei 2012

PENGERTIAN PESAWAT SEDERHANA ^^

Pesawat Sederhana
Pengertian
Pengertian Pesawat Sederhana
Kamu tentu tahu bahwa di sekitar kita banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut diciptakan manusia dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit seperti motor, mobil, pesawat terbang, telepon, televisi, facsimili, komputer dan lain-lain. Alat iang digunakan oleh manusia untuk memudahkan melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana contohnya adalah tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri dari susunan beberapa pesawat rumit contonya pesawat terbang, pesawat telepon, pesawat televisi, mobil, motor, sepeda dll.
MACAM-MACAM PESAWAT SEDERHANA:
TUAS
Tuas disebut juga pengungkit yaitu pesawat sederhana yang dibuat dari sebatang benda yang keras (seperti balok kayu, batang bambu, atau batang logam) yang digunakan untuk mengangkat atau mencongkel benda.
Bidang Miring :
Yaitu pesawat sederhana yang dibuat dari papan atau bidang untuk memindahkan benda ke tempat yang tinggi
Katrol atau Kerekan :
Yaitu pesawat sederhana yang berbentuk seperti roda dan digunakan untuk memindahkan benda serta dapat mengubah arah gaya

HUKUM GAYA GRAVITASI

Hukum gravitasi universal Newton

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Hukum Newton tentang gaya tarik menarik gravitasi umum
Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti gaya tarik untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan massa m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m2 ). Misalnya partikel satu dengan partikel lain selalu akan saling tarik-menarik. Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidang mekanika klasik bahwa benda apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh.
Gaya tarik menarik gravitasi ini dinyatakan oleh Isaac Newton melalui tulisannya di journal Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica pada tanggal 5 Juli 1687 dalam bentuk rumus sebagai berikut:
F = G \frac{m_1 m_2}{r^2},
di mana:
  • F adalah besarnya gaya gravitasi antara dua massa tersebut,
  • G adalah konstante gravitasi,
  • m1 adalah massa dari benda pertama
  • m2 adalah massa dari benda kedua, dan
  • r adalah jarak antara dua massa tersebut.
Teori ini kemudian dikembangkan lebih jauh lagi bahwa setiap benda angkasa akan saling tarik-menarik, dan ini bisa dijelaskan mengapa bumi harus berputar mengelilingi matahari untuk mengimbangi gaya tarik-menarik gravitasi bumi-matahari. Dengan menggunakan fenomena tarik menarik gravitasi ini juga, meteor yang mendekat ke bumi dalam perjalanannya di ruang angkasa akan tertarik jatuh ke bumi.

MAKALAH TENTANG PERKEMBANGAN ILMU ISLAM DALAM BIDANG KEDOKTERAN ^^

Perkembangan Ilmu kedokteran Dalam Peradaban Islam

AL-RAZI & IBNU SINA; Dokter Paling Berpengaruh Abad Pertengahan
Oleh : Mohammad Anwar
BAB I
Pendahuluan
 “Ilmu kedokteran tak lahir dalam waktu semalam,'' ujar Dr Ezzat Abouleish MD dalam tulisannya berjudul Contributions of Islam to Medicine.[1] Studi kedokteran yang berkembang pesat di era modern ini merupakan puncak dari usaha jutaan manusia, baik yang dikenal maupun tidak, sejak ribuan tahun silam. Begitu pentingnya, ilmu kedokteran selalu diwariskan dari generasi ke generasi dan bangsa ke bangsa. Cikal bakal ilmu medis sudah ada sejak dahulu kala. Sejumlah peradaban kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, India, serta Cina sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmu kedokteran dengan cara sederhana.
Tapi peradaban keilmuan, khususnya dalam bidang kedokteran yang dicapai oleh bangsa-bangsa itu akhirnya bergeser. Zaman pertengahan, peradaban ada ditangan Islam, dimana Ilmu pengetahuan mendapat perhatian penuh. Tidak terkecuali ilmu kedokteran, ketika penerjemahan dilakukan secara besar-besaran. Dari kegiatan itu, dapat dikatakan kejayaan Islam dalam keilmuan dimulai. Inilah zaman menuju keemasan Islam, yang dalam dunia politik kekhalifahan dipegang oleh bani Abbasiyyah.
Kontribusi peradaban Islam dalam dunia kedokteran sungguh sangat tak ternilai. Di era keemasannya, peradaban Islam telah melahirkan sederet pemikir dan dokter terkemukan yang telah meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran modern. Dunia Islam juga tercatat sebagai peradaban pertama yang mempunyai Rumah Sakit dan dikelola oleh tokoh-tokoh professional. Dunia kedokteran Islam di zaman kekhalifahan meninggalkan banyak karya yang menjadi literatur keilmuan Dunia.
Oleh karena itu, menurut hemat penulis, topik tentang perkembangan Ilmu kedokteran di dunia Islam sangat penting untuk dikaji. Khazanah keilmuan Islam terbentang luas di berbagai penjuru Dunia. Dimana itu menjadi dasar kegiatan keilmuan akademis dan praktek pengobatan lembaga-lembaga rumah sakit sampai sekarang. Dalam makalah ini, penulis tidak bermaksud untuk membicarakan keagungan Islam zama itu, tapi tiada lain supaya menjadi pemacu keingintahuan dalam keilmuan. Sehingga dapat meningkatkan semangat para akademis dalam penelitian maupun kegitan keilmuan lainnya.
Maka, dalam rangka memenuhi tujuan penulisan di atas, penulis akan mencoba memaparkan bagaimana perkembangan ilmu kedokteran dalam dunia Islam. Baik dalam ilmu medis atau institusi-institusi terkait. Siapa tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam bidang ini? Bagaimana karya-karyanya? Dan kontribusinya terhadap Dunia Ilmu kedokteran. Tapi sebelumnya, perlu ditelusuri lebih dahulu awal sejarah perkembangan keilmuan ini.
BAB II
Sejarah Perkembangan Ilmu Kedokteran
  1. Awal Perkembangan Sebelum Islam
Seperti ungkapan Dr. Ezzat Abouleist di statemen awal pendahuluan, “Ilmu kedokteran tidak lahir dalam waktu semalam”. Keilmuan yang berkembang dan praktek-prakteknya tidak tanpa mula. Tapi mempunyai sejarah panjang yang dihasilkan para pendahulu hingga hasilnya dapat dilihat saat ini. Awal mula kelahirannya dimulai pada masa peradaban Yunani. Dan bangsa-bangsa lain sekitar pada masa itu.
Dalam peradaban Yunani, orang Yunani Kuno mempercayai Asclepius sebagai dewa kesehatan. Pada era ini, menurut penulis Canterbury Tales, Geoffrey Chaucer, di Yunani telah muncul beberapa dokter atau tabib terkemuka. Tokoh Yunani yang banyak berkontribusi mengembangkan ilmu kedokteran adalah Hippocrates atau `Ypocras' (5-4 SM). Dia adalah tabib Yunani yang menulis dasar-dasar pengobatan.
Selain itu, ada juga nama Rufus of Ephesus (1 M) di Asia Minor. Ia adalah dokter yang berhasil menyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani. Dunia juga mengenal Dioscorides. Dia adalah penulis risalah pokok-pokok kedokteran yang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abad. Dokter asal Yunani lainnya yang paling berpengaruh adalah Galen (2 M). Ketika era kegelapan mencengkram Barat pada abad pertengahan, perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang telah berkembang pesat di Timur Tengah, menurut Ezzat Abouleish[2], seperti halnya lmu-ilmu yang lain.
  1. Pada Masa Peradaban Islam
1. Masa Awal
Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang-surut. Periode pertama dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran dari Yunani dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab yang berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Pada masa ini, sarjana dari Syiria dan Persia secara gemilang dan jujur menerjemahkan litelatur dari Yunani dan Syiria kedalam bahasa Arab.
Rujukan pertama kedokteran terpelajar dibawah kekuasaan khalifah dinasti Umayyah, yang memperkerjakan dokter ahli dalam tradisi Helenistik. Pada abad ke-8 sejumlah keluarga dinasti Umayyah diceritakan memerintahkan penterjemahan teks medis dan kimiawi dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Berbagai sumber juga menunjukkan bahwa khalifah dinasti Umayyah, Umar ibn Abdul Aziz (p.717-20) memerintahkan penterjemhan dari bahasa Siria ke bahasa Arab sebuah buku pegangan medis abad ketujuh yang ditulis oleh pangeran Aleksandria Ahrun.[3]
Pengalihbahasaan literatur medis meningkat drastis dibawah kekuasaan Khalifah Al-Ma'mun dari Diansti Abbasiyah di Baghdad. Para dokter dari Nestoria dari kota Gundishpur dipekerjakan dalam kegiatan ini. Sejumlah sarjana Islam pun terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer pengetahuan itu. Tercatat sejumlah tokoh seperti, Yuhanna Ibn Masawayah (w. 857), Jurjis Ibn-Bakhtisliu, serta Hunain Ibn Ishak (808-873 M) ikut menerjemahkan literatur kuno dan dokter masa awal.
Karya-karya original ditulis dalam bahasa Arab oleh Hunayn. Beberapa risalah yang ditulisnya, diantaranya al-Masail fi al-Tibb lil-Mutaallimin (masalah kedokteran bagi para pelajar) dan Kitab al-Asyr Maqalat fi al-Ayn (sepuluh risalah tentang mata).  Karya tersebut berpengaruh dan sangat inovatif, walaupun  sangat sedikit memaparkan observasi baru. Karya yang paling terkenal dalam periode awal ini disusun oleh Ali Ibn Sahl Rabban al-Tabari (783-858), Firdaws al-Hikmah. Dengan mengadopsi satu pendekatan kritis yang memungkinkan pembaca memilih dari beragam praktek, karya ini merupakan karya kedokteran Arab komprehensif pertama yang mengintegrasikan dan memuat berbagai tradisi kedokteran waktu itu.
Perkembangan tradisi dan keberagaman yang nampak pada kedokteran Arab pertama, dikatan John dapat dilacak sampai pada warisan Helenistik. Dari pada khazanah kedokteran India. walaupun keilmuan kedokteran India kurang terlalu mendapat perhatian, tidak menafikan adanya sumber dan praktek berharga yang dapat dipelajari. Warisan ilmiah Yunani menjadi dominan, khususnya helenistik, John Esposito mengatakan “satu kesadaran atas (perlunya) lebih dari satu tradisi mendorong untuk pendekatan kritis dan selektif “.[4] Seperti dalam sains Arab awal.
2. Masa Kejayaan
Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam berkembang begitu pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan Islam, RS tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para pasien, namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru. Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah menghasilkan ilmu medis baru. Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan sejumlah dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang. `'Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,'' papar Ezzat Abouleish[5].
Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon. Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Ia pernah menjadi dokter istana Pangerang Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkannya berjudul “Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) dan “Al-Hawi”.
Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan di Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan khususnya masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, 'Al-Tastif Liman Ajiz'an Al-Ta'lif' - ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan. Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi menerapkan cautery untuk mengendalikan pendarahan. Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang operasi gigi.
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine. Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul 'Al- Kulliyat fi Al-Tibb' (Colliyet). Buku itu berisi rangkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya berjudul 'Al-Taisir' mengupas praktik-praktik kedokteran.
Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis (1208 - 1288 M). Ia terlahir di awal era meredupnya perkembangan kedokteran Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala RS Al-Mansuri di Kairo. Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang tekenal adalah 'Mujaz Al-Qanun'. Buku itu berisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnu Sina. Beberapa nama dokter Muslim terkemuka yang juga mengembangkan ilmu kedokteran antara lain; Ibnu Wafid Al-Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol; Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M; dan Al-Ghafiqi, seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.
Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam mengalami masa stagnasi. Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan. sampai disini, penulis tidak akan menjelaskan nasib Ilmu kedokteran masa kemunduran Islam. Karena sudah jelas Peradaban Islam mengalami kematian. Oleh karena itu, dalam sub-bab selanjutnya penulis akan terus menulusuri warisan-warisan peradaban Islam berkaitan dengan bidang ini. Karena banyak sekali warisan peradaban Islam dalam bidang kedokteran, baik itu berupa teori-teori pengobatan, lembaga-lembaga, beserta sistemnya.
C.    Warisan-Warisan Peradaban Islam Dalam Bidang Kedokteran
Era kejayaan Islam, kegiatan kedokteran semakin maju pesat. Dokter-dokter Islam sangat berjasa dengan kontribusinya pada dunia ilmu kedokteran. Hal ini dapat dilihat melalui penemuan-penemuan mereka dalam menganilisis dan menemukan penyakit beserta obat penawarnya, cara-cara pengobatan, institusi-intitusi pengobatan maupun pendidikan, serta bangunan-bangunan lembaga tang berdiri kokoh hingga sekarang.  Dibawah ini akan dipaparkan warisan-warisan Islam yang dijelaskan diatas.
Penemuan-penemuan  Islam Dalam Bidang Medis
1)      Urologi, Bakteriologi, Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi
Salah satu penemuan Islam yang juga diungkap oleh karya-karya Barat dalam bidang medis adalah Urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani tentang penyakit ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi. Mengenai cabang ilmu ini ditulis dalam kitab Prof. Rabie E Abdel-Halim, bertajuk Paediatric Urology 1000 Years Ago. Dikitab ini disebutkan keberhasilan dunia kedokteran muslim pada seratus tahun seribu tahun silam dalm bidang Urologi.
Dalam ilmu Urologi dikaji oleh empat dokter Islam dalam karyanya masing-masing. Kitab keempat dokter tersebut ialah Kitab al-Hawi fi al-Tibb karya al-Razi, Risalah fi Siyasat as-Sibian wa- Tadbirihim, karya Ibnu al-Jazzar, kitab at-Tasrif li-man ‘Ajiza ‘an at-Ta’lif, karya Al-Zahrawi, dan Al-Qanun fi at-TIbb, karya Ibnu Sina. Dalam Urologi ini, mereka membahas dan menganalisis penyakit ginjal dan yang lainnya dengan gejala-gejal yang timbul tentunya. Mereka berhasil mengembangkan warisan-warisan ilmu medis YUnani dan menciptakan penemuan baru.
Cabang-cabang Ilmu kedokteran yang  tidak bias saya jelaskan semuanya dari  ilmuwan Islam, diantaranya Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi. Bakteriologi, Ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Dokter Muslim yang banyak memberi perhatian pada bidang ini adalah Al-Razi serta Ibnu Sina. Anesthesia, suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Ibnu Sina tokoh yang memulai mengulirkan ide menggunakan anestesi oral. Ia mengakui opium sebagai peredam rasa sakit yang sangat manjur.
Surgery, Bedah atau pembedahan adalah adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Dokter Islam yang berperan dalam bedah adalah Al-Razi dan Abu al-Qasim Khalaf Ibn Abbas Al-Zahrawi. Ophthamology, cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan bedah syaraf mata, otak serta pendengaran. Dokter Muslim yang banyak memberi kontribusi pada Ophtamology adalah lbnu Al-Haytham (965-1039 M).
Selain itu, Ammar bin Ali dari Mosul juga ikut mencurahkan kontribusinya. Jasa mereka masih terasa hingga abad 19 M. Psikoterapi, serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Dokter Muslim yang menerapkan psikoterapi adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.[6]
2)      Aneka Metode Terapi dalam Medis Islam
Kometerapi, Krometerapi, Hirudoterapi
Kometerapi adalah metode peratan penyakit dengan menggunakan zat kimia untuk membunuh sel penyakit kangker. Perawatan ini berguna untuk menghambat kerja sel. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini merujuk kepada obat antineoplastik yang digunakan untuk melawan kangker. Kometerapi pertama kali dikenalkan oleh dokter legendaris muslim, Al-Razi. Al-Razi merupakan dokter pertama yang memperkenalkan penggunaan zat-zat kimia dan obat-obatan dalam penyembuhan. Zat-zat itu meliputi belerang, tembaga, merkuri, garam arsenik, sal ammoniac, gold scoria, ter, aspal dan alcohol.
Krometerapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan warna-warna. Terapi ini merupakan terapi suportif yang dapat mendukung terapi utama. Menurut praktisi krometerapi, penyebab dari beberapa panyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna tertentu dari system dalam menusia. Terapi ini dikembangkan oleh Ibnu Sina. Ia mampu menggunakan warna sebagai salah satu bagian paling penting dalam mendiagnosa dan perawatan. Seperti yang telah ia ungkapkan dalam kitabnya, The Canon of Medicane, “warna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit”.[7]
Hirudoterapi merupakan terapi penyembuhan penyakit dengan menggunakan pacet/lintah sebagai obat untuk tujuan pengobatan. Metode terapi ini juga diperkanalkan oleh Ibnu Sina dalam karya yang sama. Tapi dalam kemajuannya, pengobatan dengan lintah inidiperkenalkan lagi oleh Abdel-Latief pada abad ke-12 M[8]. yang kurang lebih menulis bahwa lintah dapat digunakan untuk membersihkan jaringan penyakit setelah operasi pembedahan.
Metode-metode ini banyak disadur dan dikembangkan dalam dunia modern. Hingga istilah dan penyebutannya pun berbeda. Misalnya, kometerepi, di dunia modern bisa digunakan kombinasi sitostika dan disebut regimen kometerapi. Padahal sebelumnya penggunaan kometerapi digunakan satu jenis saja. Kometerapi pertama modern adalah asrsphenamine karya Paul Ehrlich, sebuah Arsenic komplel ditemukan pada tahun1909 dan digunakan untuk merawat sipilis[9]. Dan tentunya masih banyak lagi metode terapi atau cara pengobatan lain dari khaazanah ilmu kedokteran Islam.
Institusi-Institusi dan Sistemnya
1.      Pendidikan
Abad ke-12 dan ke-13 gelombang besar melanda aktivitas kedokteran, ketika para dokter dari seluruh dunia Muslim mengejar karir institusi medis di Damaskus dan Kairo. Karena sudah banyak Rumah Sakit yang didirikan dan memerlukan lebih banyak dokter dalam pengoprasiaanya. Rujukan pertama dalam mendapatkan ilmu kedokteran adalah Institusi pendidikan seperti madrasah (sekolahan).
Di Damaskus abad ke-13, Muhadzadzab al-Din al-Dakhwar membuat sebuah sekolahan dalam rangka pengajaran kedokteran eksklusif.[10] Sekolah tersebut disambut gembira oleh pemimpin otoritas keagamaan kota tersebut. Ada yang mengatakan, sekolah kedokteran pertama yang dibangun umat Islam sekolah Jindi Shapur. Khalifah Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah yang mendirikan kota Baghdad mengangkat Judis Ibn Bahtishu sebagai dekan sekolah kedokteran itu. Pendidikan kedokteran yang diajarkan di Jindi Shapur sangat serius dan sistematik.
Pendirian Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mempelajari bidang keagamaan, mulai gencar pada abad ke-14 pada era Usmaniah hingga Sultan Muhammad berkuasa. Madrasah tersebut banyak mencetak yang tidak hanya ulama’, tapi seorang ilmuwan. Dokter-dokter pun banyak terlahir dalam pendidikan ini. Pendidikan era Usmani ini, mempunyai konsep dan metode khusus  dalam mendidik tenaga medis, selain sudah memiliki tabib, yang dikenal spesialis penyakit pada era itu.
Ternyata dalam era Usmani, pendidikan kedokteran tidak hanya dilakukan di gedung sekolahan, tapi juga di sebuah Rumah Sakit yang memang ada khusus tempat didik calon dokter. Bedanya dengan madraah, di RS tidak hanya diajari teori-teori seputar kedokteran, tapi juga praktek medis langsung. Sedangkan Madrasah lebih banyak mempelajari seluk beluk kedokteran secara teoritis.
2.      Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu prestasi institusional terbesar masyarakat Islam abad pertengahan. Antara abad ke-9 dan ke-10 lima RS dibangun di Baghdad. Rumah sakit paling terkenal adalah RS Adudi yang dibangun di bawah pemerintahan Buyudiyah pada tahun 982. Setelah periode ini jumlah RS meningkat signifikan. Ketika institusi terkenal seperti RS Nuri di Damaskus (abad ke-12), dan RS al-Mansuri di Kairo (abad ke-13) dibangun bersamaan dengan RS lain di Qayrawan, Mekkah, Madinah, dan Rayy. [11]
Institusi-intitusi medis terbuka bagi semua orang yang memerlukan pengobatan atau obat. Tidak memandang gender, ras, kelas, orang miskin atau kaya, agama. Perawatan medis bergerak secara bergilir ke pelosok-pelosok desa dan juga melayani pengobatan para narapidana. System peraturan dan menageman  RS juga telah diterapkan. Dengan adanya pemisahan antara pasien wanita dan laki-laki, jadwal kerja para dokter, terdapat seorang administrator kepala, seorang kepala setaf yang juga memiliki wewenang menjalankan operasi medis.
Beberapa RS tersedia tempat pendidikan, perpustakaan dan juga ruang-ruang khusus operasi atau pembedahan. Regulasi yang telah terorganisasikan secara sistematis, juga didukung dengan sarana-sarana lainnya. Seperti Muhtasib (supervisor pasar) yang merupakan pegawai public, berwenang untuk memberikan perlindungan melawan praktek curang. Manual hisbah (supervise pasar), disusun untuk menjelaskan kewajiban muhtasib.
Dalam RS lebih maju terdapat berbagai fasilitas seperti apa yang telah dijelaskan. Termasuk apotek (toko obat) khusus untuk melayani pembelian obat masyarakat umum. Berbicara mengenai apotek, Islam juga mewarisi apotek-apotek yang dibangun oleh apoteker Islam zaman dulu. Sharif Kaf al-Ghazal dalam tulisannya bertajuk The Valueble contributions of Al-Razi in the History of pharmacy during the middle Ages, mengungkapkan, apotek pertama di dunia berdiri di kota Baghdad pada tahun 754 M. Saat itu Baghdad sudah menjadi Ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah.[12]
Selain itu, peradaban Islam juga merupakan pendiri sekolah farmasi pertama. Dengan berkembangnya ilmu farmasi yang begitu cepat membuat apotek atau toko-toko obat tumbuh berdiri di kota-kota Islam. Hampir di setiap RS besar dilengkapi dengan apotek instalasi farmakologi. Bahkan di era Abbasyiah, para ahli-ahli obat mempunyai apotek sendiri dirumahnya dan menggunakan keahliannya untuk meracik, menyimpan aneka obat-obatan sendiri. Pemerintah Islam juga mendukung pembangunan dibidang farmasi, dengan tujuan adanya selektifikasi atau ketelitian dalam obat.
 Secara bersamaan, praktek sosial medis ini menjadikan kedokteran Islam berada pada satu tingkatan yang tak terprediksikan dalam sejarah yang selanjutnya memberi kontribusi pada perkembangan tradisi medis Timur maupun Barat.
Etika Kedokteran
Dalam praktek pengobatan dan perawatan pada pasien perlu diterapkan etika. Para dokter harus memiliki sikap tersebut dalam menjalankan profesinya itu. Karena itu sangat berpengaruh pada keberhasilannya dalam menyembuhkan pasien. Selain sikap itu khusus untuk menjaga nama baik atau keprofesionalan seorang dokter, sikap-sikap etis dokter juga berkaitan dengan psikologi pasien. Bagaimana seorang dokter mampu menciptakan suasana, menciptakan rasa percaya diri untuk sembuh dan sebagainya.
Profesi dokter yang disandang  seseorang, sangat terhomat di mata pasiennya. Oleh karena itu untuk menjaga kehormatan, nama baik maupun keharmonisan antara dokter dan pasiennya, perlu diterapkan sikap-sikap etis yang diemban para dokter. Berangkat dari situ, tradisi kedoteran para era kejayaan Islam menetapkan peraturan atau kode etik harus diemban oleh para dokter. Hingga era kekhalifahan Usmani peraturan berjalan sangat ketat. Para dokter muslim diwajibkan memegang teguh etika kedokteran dalam mengobati pasiennya.
Akdeniz (sari) N mengatakan dalam karyanya, Osmanlilarda Hekim ve Hekimlik Ahlaki (Dokter Ottoman dan Etika Kedokteran), “setiap dokter harus mematuhi etika kedokteran dalam setiap tindakannya”.[13]kesederhanaan/kesopanan, kepuasan,harapan dan kesetiaan. Akdeniz juga berpendapat berdasarkan catatan para tokoh di zaman Turki Usmani, etika kedokteran mengatur dokter saat berinteraksi dengan pasiennya. Menurut is secara garis besar ada empat hal yang harus dipegang teguh oleh para dokter di era kekhalifahan Turki Usmani, yaitu
Nilai kesopanan dalam kutipan Akdeniz, tercermin dari sikap seorang dokter bijak abad 16 M zaman Turki Usmani yang bernama Nidai. Nidai menasehati pasiennya ketika memuji dirinya setelah berhasil menyembuhkan, bahwa Allah-lah yang sebenarnya menyembuhkan. Nilai kesetiaan disarankan dokter terkemuka era Turki, Vesim Abbas bahwa dokter harus setia dengan pasien dalam pengobatannya walaupun pasien bertindak tidak baik.
Dalam nilai kepuasan ia juga menuturkan bahwa seorang dokter harus merasa puas terhadap keberhasilannya mengobati dan menyembuhkan pasien tanpa ambisi mendapatkan uang. Begitu juga rasa optimisme, seorang dokter tidak boleh menyebabkan pasiennya mengalami keputusasaan. Seperti yang diajarkan dokter abad 15 M, Ibnu Shareef, dokter harus mengembangkan dan menumbuhkan rasa optimisme para pasiennya. Bahkan tidak boleh memberitahukan terkait kematiannya.
Tapi dalam karyanya, “Tip Deontolojisi” Prof. Nil tampaknya menunjukkan kesayanga. Menurut Prof. Nil dizan modern ini, telah terjadi perubahan yang begitu besar. Akibat pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi medis.[14] Akibatnya nilai-niai moral yang dipegang teguh dokter mulai terkikis dan tergantikan dengan nilai-nilai baru. Berbeda dengan ungkapan Beauchamp LT dalamkarya Childress FJ: Principless of Biomedical Ethics, pada abad ke-20 M, kemajuan besar telah dicapai dibidang studi etika medis. Etika medis saat ini terkonsentrasi pada pemecahan pilihan moral sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan peraturannya.[15]
BAB III
AL-Razi dan Ibnu Shina; Analisis Pemikiran & Komparasi antara Keduanya
Menelusuri kembali kelahiran dan perkembangan ilmu kedokteran Islam, tidak mungkin kita lewatkan para tokoh yang sangat berperan dalam meletakan karya dan ilmunya, khususnya dalam bidang kedokteran. Al-Razi dan Ibnu Sina adalah tokoh penting yang karya-karyanya paling berpegaruh  di dunia. Para tokoh dan dokter di dunia tidak melewatkan literatur dari keduanya sebagai acuan dasar dalam keilmuan.
Sebenarnya ada banyak dokter Islam lainnya yang tidak kalah penting dari karya dan penemuannya dalam bidang medis. Dengan kedua tokoh tersebut, penulis tidak hanya menunjukkan karya dan kontribusinya yang di kenal dunia. Tapi lebih melihat perbedaan titik poin atau kefokusan penelitian keilmuan medis antara keduanya.
A.    AL-RAZI
Dunia keilmuan, khususnya kedokteran modern, harus mengakui peran dan gagasan tokoh Islam yang satu ini. Selain seperti yang kita kenal, Ibnu Shina yang merupakan perintis awal Ilmu kedokteran. Dia adalah Muhammad bin Zakaria Al-Razi, atau lebih dikenal dengan nama Al-Razi. Menempati bidang ini pada usia yang dapat dibilang sudah tidak muda lagi.
Ia lahir di Rayy, dekat Teheran, Iran, pada tahun 846 M. (w. dikota yang sama pada tahun 925 M).[16]The Spiritual Physic of Rhazes (penyembuhan rohani). Walaupun sudah menginjak usia tua, ketekunannya dalam bidang kedokeran menghasilkan karya-karya sangat monumental. Humayun bin Ishaq adalah gurunya di Baghdad. Al-Razi yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad Zakaria al-Razi sebagai seorang pribadi atau pemikir, dia sangat disegani dan dihormati kalangan sarjana barat.  Seperti A.J. Aberry, yang menulis pengantar dalam buku Al-Razi,
Dengan karya-karya yang dihasilkan dalam bidang kedokteran, pengabdian dan kejeniusan al-Razi diakui oleh Barat. Banyak ilmuan Barat menyebutnya sebagai pionir terbesar dunia Islam dibidang kedokteran. “Razhes merupakan tabib terbesar dunia Islam, dan satu yang terbesar sepanjang sejarah”, jelas Max Mayerhof. Sementara sejarawan barat terkenal, George Sarnton, mengomentari al-Razi , “AL-Razi dari Persia, dia juga kimiawan dan fisikawan. Dia bisa dinyatakan salah seorang salah seorang perintis latrokimia zaman renaisans,,,maju dibidang teori, dia memadukan pengetahuannya yang luas melalui kebijaksanaan Hippokratis”.[17]
Dalam karyanya, Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) Ia menyoroti tiga aspek penting dalam kedokteran, antara lain; kesehatan publik, pengobatan preventif, dan perawatan penyakit khusus. Bukunya yang lain berjudul 'Al-Murshid'. Dalam buku itu, Al-Razi mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit. Buku lainnya adalah 'Al-Hawi'. Buku yang terdiri dari 22 volume itu menjadi salah satu rujukan sekolah kedokteran di Paris. Dia juga menulis tentang pengobatan cacar dan cacar air dalam Kitab fil al-Jadari wal-Hasba yang merupakan catatan pertama tentang metode diagnosis dan perawatan atas dua penyakit dan gejal-gejalanya.
B.     IBNU SINA
Dunia Islam memanggilnya Ibnu Sina, tapi kalangan Barat menyebutnya dengan panggilan Avicenna. Ia merupakan seorang ilmuan, filsuf dan dokter pada abad ke-10. Selain itu dia juga dikenal dengan penulis yang produktif. Dan sebagian banyak tulisannya berisi tentang filsafat dan pengobatan. Karya-karyanya membanjiri literatur modern dan mengilhami karya-karya pemikir barat. Abu Ali Al-Hussain bin Abdullah bin Sina lahir di Afshana, dekat kota Bukhara, Uzbeskiztan pada tahun 981 M. Kecerdasannya ditunjukkan pada usia 17 tahun, dengan tingkat kejeniusan yang sangat tinggi dia telah memahami seluruh teori kedokteran yang ada pada saat itu dan melebihi siapun juga. Karena kecerdasannya itu dia diangkat sebagai konsultan dokter-dokter praktisi.
Pengaruh pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Berbicara tentang karya-karyanya, tulisannya mencapai 250 karya. Baik dalam bentuk risalah maupun buku. Karyanya bayak dijadikan rujukan dalam bidang kedokteran oleh banyak kalangan pemikir. Diantaranya Qanun fi Thib, dalam buku ini berisi tentang bagaimana cara penyembuhan dan obat-obatan. Dalam dunia Barat kitab ini diterjemahkan dengan nama The Canon of Madicine. Dan ada pula yang menyebutnya Ensiklopedia pengobatan.  Asy-Syifa, dalam buku ini berisi menganai berbagai jenis penyakit, obatnya dan sekaligus cara pengobatannya berkaitan dengan penyakit bersangkutan.
C.    Analisis & Komparasi Metode Dasar antara Al-Razi dan Ibnu Sina Dalam Ilmu Kedokteran
Sebelum membandingkan kedua pemikiran tokoh tersebut, perlu dijelaskan bagaimana landasan pengobatan menentukan adanya gejala penyakit sehingga bidang medis menjadi sebuah ilmu yang terstruktur. Yang nantinya menjadi dasar pemikiran kedua tokoh tersebut. Kembali pada Abad kesembilan atau tepatnya pada akhir abad kesembilan, tradisi kedokteran Islam berkembang pesat. Hal itu ditandai dengan terintegrasinya sistem patologi[18] jenaka (humoral) dari Galen dalam kedokteran Islam. Patologi Humoral didasarkan pada empat gagasan humor (darah, lendir, empedu biru, dan empedu hitam) dan kaitannya dengan empat elemen (udara, air, api dan tanah), juga pada empat kualitas (panas, basah, dingin, kering).
Keseimbangan humor dan kualitas ini menentukan kesehatan, karena itu, ketidak seimbangan dianggap sebagai sebab timbulnya penyakit. Inilah titik sebab kenapa perawatan dan pengobatan itu dilakukan, agar dapat membangun atau memelihara kembali keseimbangan kondisi tubuh yang kacau (sakit). Artinya internal tubuh didapat dalam keadaan baik sebagaimana fungsinya dan tentunya harus didukung kondisi atau cuaca lingkungan yang kondisif. Melalui penggunaan jenis-jenis makanan, obat-obat tertentu dan melalui pengeluaran darah kotor serta pencahar (obat cuci perut).
Sistem yang menjelaskan ilmu kedokteran ini, telah didasari dengan tingkat argumentasi logis tertentu. Didukung dengan observasi medis untuk menentukan adanya penyakit yang hinggap dan memberikan penawarnya (obat). Maka dari itu diskursus teoritis sangat ditekankan pada observasi klinis, dan pertimbangan teoritis memainkan  peran utama dalam strukturisasi dan organisasi pengetahuan medis. Artinya, penelitian atau pengamatan medis tidak hanya bergerak dalam ranah teori atau wacana. Tapi juga harus didukung pengamatan  empiris (klinis).
Kalau kedua dasar dalam membentuk sebuah ilmu pengetahuan medis tersebut dapat dilakukan dengan dengan seimbang. Maka kegiatan keilmuan akan menjadi sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi disiplin ilmu yang dapat diaplikasikan atau diamalkan. Hal itulah yang dikembangkan ilmu kedokteran Islam dengan sistemisasi dan rasionalisasi. Dimana yang pertama kali dilakukan adalah usaha untuk mengorganisir bidang luas ilmu kedokteran dan semua cabangnya menjadi satu struktur komprehensif dan logis.
Tapi sejarah mengatakan, dalam keilmuan medis ada yang fokus pada pengkajian atau pengamatan klinis dalam membangun keilmuannya. Dengan menekankan pada kedokteran klinis atau kedokteran kasus dalam prosedur perawatannya. Representasi yang cukup mewakili dalam penggunaan metode ini adalah Al-Razi. Dalam tulisan-tulisannya dapat dilihat bagaimana al-Razi mengungkapkan kritikan terhadap teoritis atas ilmu kedokteran yang diwarisinya. Dimana dia memfokuskan pada metode dan praktek.
Dalam karyanya yang lain, Al-Razi memberi tekanan lebih besar pada diagnosis dan terapi observasional daripada diagnosis teoritis atas sakit dan perawatannya. Metodenya ini dibuktikan dalam karyanya yang berjudul  Kitab fi al-Jadari wal-Hasba (buku tentang cacar dan cacar air). Ketidak sepakatannya dengan metode teoritis semakin jelas jika dilihat dari kitab terbesarnya, al-Hawi fi al-Tibb. Karena kitab ini sudah jelas tidak diatur menurut paradigma teoritis formal. Didalamnya berisi tentang ensiklopedi kedokteran klinis hasil observasi al-Razi sendiri.
 Dalam keilmuan medisnya, baik dari karya kitab, risalah-risalah maupun metode pengobatan , Al-Razi menggunakan klasifikasi ilmu kedoktran terapis, bukan teoritis. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dasar perawatannya mengandalkan hasil-hasil eksperimentasi. Seperti yang dikatakan John L.E. “Al-Razi tidak melakukan perawatan berdasarkan kesimpulan logis; namun ia melakukan apa yang sering mampu mengendalikan ekperimentasi”. Dan terakhir, secara logis penulis mempunyai kesimpulkan sementara bahwa al-Razi menolak metode teoritis (logis), kecuali sesuai, setelah dilakukan ekperimentasi (pengamatan empiris).
Masih membahas metode dasar keilmuan medis (kedokteran), Ibnu Sina mempunyai metode yang berbeda dari al-Razi dalam melakukan kajian keilmuan medis. Ia lebih memfokuskan pada kajian teoritis, dan melakukan sistematisasi ilmu kedokteran sebagai sebuah disiplin ilmu. Oleh karena itu ia terkenal sebagai bapak kedokteran Islam, bahkan dunia. dalam perjalanan intelektual Ibnu Sina, dalam hal ini bidang medis, ia melakukan kajian ulang terhadap warisan-warisan karya medis.
Hal itu dimenivestasikan dalam karya monumentalnya, al-Qanun fil al-Tibb (kanon kedokteran). Magnum opusnya al-Qanun ditulis dengan maksud membuat karya kanonis definitif mengenai kedokteran, yang sangat komprehensif sekaligus teoritis.[19]  Semua refleksi teoritis dan sistematis atas karya-karya sebelumnya tercover dalam buku ini. Berawal dari anatomi, kemudia fisiologi, patologi dan akhirnya terapi. Walaupun dia juga melakukan observasi, kegiatannya ini terbilang lemah atau tidak fokus dilakukan.
Corak teoritis dalam karya kedokterannya, bisa dibilang terpengaruh dengan pemikirannya dalam bidang filsafat yang tak lepas dari pengaruh Aristoteles. Dimana ia lebih menekankan pada pendekatan logis sistematis. Sistem ilmu kedoteran yang disusun olehnya, menghasilkan koherensi dari aplikasi kontinyu dengan memegang prinsip logis dan teoritis. Kekhasan karya-karya Ibnu Sina dapat merubah tradisi ilmu kedokteran Islam yang mengutamakan praktek dalam pengobatan. Yang tidak melihat relevansinya terhadap kajian teoritis.
Jika dilhat lagi keidealan ilmu pengetahuan yang terungkap dalam paragraf-paragraf pertama, kedua pemikiran antara al-Razi dan Ibnu Sina dapat digabungkan menjadi disiplin Ilmu kedokteran yang kuat. Walaupun Ibnu Sina mendapat penghargaan atas disiplin Ilmu kedokteran, namun ia lemah dalam pengamatan empiris. Tapi tidak lantas dapat disimpulkan keduanya menolak pendekatan teoritis atau observatif. Hanya saja titik perhatiannya terfokus salah satu metode yaitu antara obserfatif dan teoritis logis.
Al-Razi tidak menolak kesimpulan logis dalam ilmu medis, tapi menerima dengan syarat melakukan ekperimentasi lebih dulu. Sedangkan Ibnu Sina tidak juga menolak metode observatif atau klinis, bahkan dia melakukannya. Tapi hanya saja, pusat perhatiannya lebih pada logis teoritis. Pemikiran kedua tokoh kedokteran tersebut mempunyai kekhasan tersendiri. Oleh karena itu metode keduanya dapat memberi masukan satu sama lain. Sebagai contoh, pengamatan medis secara Al-lRazi sebagai dasar perawatannya dapat diperkuat dengan diskursus teoritis logia ala Ibnu Sina.

BAB IV
Penutup
Dari penjelasan yang panjang lebar di atas, mengenai tema Ilmu Kedokteran dalam Islam dapat diambil kesimpulan bahwa Khazanah Pengetahuan Islam dalam bidang kedokteran sangat kaya dan luas. Hal itu dapat dilihat dari karya-karya para tokoh kedokteran Islam. Saksi sejarah yang lain juga terlihat pada bangunan-bangunan Institusi kedokteran atau rumah sakit, apotek dan institusi yang lain.
Wearisan-warisan Islam dalam bidang kedokteran tersebut tidak hanya menjadi kenangan masa lampau. Tapi lewat karya dokter-dokter Islam, para ilmuwan Timur maupun Barat dapat menguras habis teori-teori atau metode pengobatan dan analisis berbagai penyakit beserta obatnya. Dengan begitu literature-literatur Islam dalam ilmu medis dapat mengilhami banyak ilmuwan atau dokter dunia.
Al-Razi dan Ibnu Sina adalah salah satu dari sekian banyak dokter Islam yang menurut penulis paling berpengaruh dalam keilmuan ini. Dimana dapat dilihat penjelasan di atas, khazanah pemikiran dan kontribusinya sangat luas  dan kaya. Dengan dasar kekhasan pemikiran kedua tokoh tersebut penulis menempatkan bab khusus untuk membanding metode atau titik fokus dalam kegiatan kedokterannya. Dan didapatkan suatu keharmonisan yang saling melengkapi jika metode-metode tersebut dikaji dan diaplikasikan dengan tetap memagang prinsib keseimbangan.
Hal itu sudah terwujud dengan melihat perkembangan kedokteran sekarang. Seperti, cara pengobatan yang sudah maju, penemua penawar (obat) bagi penyakit-penyakit, adanya dokter-dokter profesional dan sebagainya. Dengan ini semua seharusnya Islam tidak hanya berbangga diri tapi dijadikan suatu cambukkan untuk terus semangat, kreeatif dan berkerja keras dalam mengambangkan ilmu pengetahuan.
 Jakarta, 17 Januari 2010

DAFTAR PUST Images Obat AKA
Esposito, L. John.Sains-Sains Islam. Terjemahan oleh M. Khoirul Anam.2004. Jakarta: Inisiasi Press.
Sucipto, Hery.2003. Ensiklopedi Tokoh Islam, dari Abu Bakar sampai Nasr dan Qardhawi. Jakarta: Penerbit Hikmah.
Seyyed Hossein, Oliver Leaman.2003. Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam Bandung: Mizan.
“Ibnu Sina Bapak Kedokteran Dunia”, REPUBLIKA, 15 Juli 2009.
“Al-Razi, Pencetus Kemoterapi”, ­­­­­­­­­­­­__________. 16 Juni 2009.
“Pendidikan Kedokteran di Era Turki Usman”, _________. 2 Juni 2009.
“Etika Kedokteran di Era Turki Usmani”, ___________ . 16 Juni 2009.
“KEMOTERAP, Terapi Penyembuhan Kanker Warisan Islam”,_____________ 20 Mei 2009.




[1] http://www.gaulislam.com/menguak-jejak-kedokteran-islam
[2] Ibid,
[3] John L. Esposito, Sains-Sains Islam,.(terjmh). Jakarta: Inisiasi Press 2004. hal.67.
[4] Ibid. hal. 69.
[5] http://www.gaulislam.com/menguak-jejak-kedokteran-islam.
[6] Ibid.
[7] “KOMETERAP, terapi penyembuhan kangker warisan Islam”, REPUBLIKA.
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] John L. Esposito, Sains-Sains Islam,.(terjmh). Jakarta: Inisiasi Press 2004. hal.77.
[11] Ibid.
[12] “Ilmuan Muslim Penopang Apotek” REPUBLIKA. 18 Juli 2009.
[13] “Etika Kedokeran di Era Turki Usman”,REPUBLIKA. 15 Juli 2009.
[14] Ibid.
[15] Ibid
[16] Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam, dari Abu Bakar sampai Nasr dan Qardhawi. (Jakarta: Hikmah 2003). Hal.123.
[17] Ibid,hal 125
[18] “cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh”.
[19] John L. Esposito, Sains-Sains Islam,.(terjmh). Jakarta: Inisiasi Press 2004. hal.72.

MASA JAYA PERADABAN ISLAM

Refleksi Historis: Masa-masa Kegemilangan Peradaban Islam

Dunia barat sekarang muncul sebagai bangsa yang mempunyai kekuasaan dalam segala aspek; keilmuan, budaya, ekonomi, politik, bahkan juga militer. Seolah-olah dunia Islam sudah tidak berarti lagi bagi perkembangan peradaban dunia.

Kalau kita jujur dengan sejarah, sebenarnya ketika Islam mencapai puncak peradabannya, tidak ada pihak yang dirugikan. Sebaliknya, justru Eropa malah berhutang budi kepada dunia Islam. Seandainya tidak ada peradaban Islam yang menjaga keutuhan warisan ilmu pengetahuan Eropa kuno, boleh jadi bangsa Eropa tidak mengenal sejarah nenek moyang mereka.


Naskah berharga para ilmuwan barat purba semacam Socrates, Aristoteles dan Plato, tidak dikenal oleh umat manusia, kecuali dalam bahasa Arab. Umat Islam pada saat itu menterjemahkan naskah-naskah ke dalam bahasa Arab.


Sebelum mengenal peradaban Islam, keadaan negeri-negeri barat sungguh memprihatinkan. Dalam buku Sejarah Umum karya Lavis dan Rambon dijelaskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada abad ke-7 M hingga sesudah abad ke-10 M merupakan negeri yang tandus, terisolir, kumuh, dan liar. Tempat kediaman dan keamanan manusia tidak lebih baik daripada hewan.


Jauh berbeda dengan keadaan kota-kota besar Islam pada waktu yang sama. Seperti di kota Cordoba, ibukota Andalus di Spanyol. Semua penduduknya terpelajar. Karena orang-orang miskin pun menuntut ilmu secara cuma-cuma.

Selain ketinggian peradaban Islam, para ilmuwan Muslim juga punya peran besar dalam memajukan ilmu pengetahuan dunia. Sungguh sangat naïf sekali jika ada yang mengatakan bahwa dunia baratlah yang telah mendobrak peradaban dunia. Karena pada dasarnya Islamlah yang telah banyak memberikan kontribusi keilmuan terhadap dunia barat.

Dalam bidang kedokteran ada Abu Bakr Muhammad bin Zakariya ar-Razi (Razes; 864-930 M.) yang dikenal sebagai ‘Dokter Muslim terbesar’. Peradaban Islam juga punya pakar kedokteran lain seperti Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avicenna; 371-428 H. / 981-1037 M.).


Ilmu kimia lahir dan dibesarkan di dunia Islam. Siapa tidak kenal Jabir Ibnu Hayyan yang meninggal tahun 803 M. Oleh ilmuwan barat modern yang jujur, sosok beliau disebut sebagai Bapak Kimia.


Dunia modern sekarang ini tidak akan mengenal hitungan matematika tanpa kehadiran seorang ahli matematika Muslim yang bernama Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi (770-840 M). Bahkan dunia tidak pernah mengenal pengkodean digital yang terdiri dari angka nol (0) dan satu (1), kalau bukan karena jasa peradaban Islam. Karena umat Islam adalah penemu angka nol, setelah sebelumnya bangsa Romawi menuliskan angka dengan balok-balok yang sangat tidak praktis.


Puncak zaman keemasan Islam muncul pada masa dinasti Abbasiyah (132-656 H / 750-1258 M) di zaman Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan putranya Al-Ma’mun (813-8333 M). Pada masa itu dibangun Bait Al-Hikmah dibawah pimpinan Hunain ibn Ishaq (809-873 M) di kota Baghdad yang merupakan pusat pengembangan filsafat dan sains. Selain Baghdad, Damaskus, Antioch, Ephesus (Syiria), kota Marwa (Persia Tengah), Jundisyapur (Persia) dan Harran (Mesopotamia) serta Iskandaria (Mesir) juga dijadikan sebagai pusat pengembangan sains dan filsafat.


Saat Baghdad dikalahkan oleh bangsa Mongol, tiba-tiba muncul imperium terbesar dan terlama sepanjang sejarah, Khilafah Turki Utsmani. Bahkan para khalifahnya berhasil membebaskan kota Byzantium yang dulunya menjadi pusat kepemimpinan bangsa-bangsa Eropa.


Sejak itu bangsa Eropa terutama di bagian Timur sudah mengenal Islam, sebagian lainnya malah sudah memeluk agama ini. Dan khilafah Turki Utsmani masih tetap berlangsung secara de facto dan de jure hingga ditumbangkan oleh para kader yahudi yang tetap secara formal memeluk Islam. Itu terjadi sudah di abad 20, tepatnya pada tahun 1924.


Perkembangan peradaban Islam pada saat itu didukung oleh beberapa faktor yang cukup potensial. Pertama, secara politis terlihat kekuasaan Islam sedang berada dalam puncak kekuatannya. Kedua, wilayah koloni baru yang demikian luasnya memberi dukungan sumber dana yang besar. Ketiga, para penguasa umumnya memiliki terhadap keilmuan, sehingga kegiatan-kegiatan kajian keilmua terkait dengan kepentingan pemerintahan. Keempat, tumbuhnya semacam kecendrungan baru dalam pemikiran rasional di kalangan ilmuwan muslim.


Namun menurut saya mengagung-agungkan kebesaran masa silam sudah bukan waktunya lagi. Mempelajarinya masa lalu sebagai pengalaman, pengetahuan, dan sejarah (histories) untuk membangun perdaban masa depan adalah suatu hal yang harus dilakukan. Sikap dan mental defensif dan sikap apologetis hanya memberikan “kepuasaan” sementara dan kebanggaan semu, tetapi tidak memberikan fungsi sebenarnya kepada akal. Karena itu, dalam rangka pengembangan kebudayaan Islam, akal harus difungsikan secara kreatif untuk menghasilkan karya-karya yang mengukuhkan eksistensi pilar-pilar masa depan Islam.


Untuk itu, kebesaran masa lalu memang harus dipelajari secara seksama, bukan untuk didengungkan dan membuat kita terlena, tetapi dengan pelajaran dan pengalaman masa lalu itu kita harus membuat era kejayaan yang baru untuk masa sekarang dan masa akan datang. Al-Qur’an memberi sinyalemen sebagai berikut:


أولم يسيروا في الأرض فينظروا كيف كان عاقبة الذين من قبلهم كانوا أشد منهم قوة
“Apakah meraka tidak memjelajahi bumi dan memperhatikan bagaimana akibat [yang dialami] orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat daripada mereka [sendiri]” [Q.S. Ar-Ruum: 9]

أفلم يسيروا في الأرض فينظروا كيف كان عاقبة الذين من قبلهم دمر الله عليهم وللكافرين أمثالها
“Apakah mereka tidak melawat di bumi, maka mereka tidak memperhatikan bagaimana akibat orang-orang yang sebelum mereka? Allah menimpakan kebinasaan atas mereka” [Q.S. Muhammad: 10].

Dari dua ayat Qur’an ini, jelas menunjukkan bahwa manusia harus memperhatikan dan mempelajari pengalaman orang-orang masa lalu. Hal itu, berarti umat Islam diperintahkan mempelajari sejarah, Mengapa? Sejarah adalah cermin masa lalu untuk dijadikan pedoman bagi masa kini dan mendatang. Oleh karena itu, sejarah bagi kaum muslimin tidak hanya bermanfaat bagi cermin dan pedoman, tetapi juga menjadi alat untuk memahami secara lebih tepat sumber-sumber Islam. Melalui dan dari sejarah, orang akan mengenal siapa dirinya serta memperoleh keteladanan.


Dari sini, hal-hal yang positif dapat terus dikembangkan, sehingga kita dapat membuat era kejayaan yang baru untuk masa sekarang dan masa akan datang untuk membangun peradaban manusia.


Al-Qur’an mendorong umat Islam untuk menjadi sebaik-baik umat, bukan sebaliknya. Sudah barang tentu kita tidak ingin menjadi seburuk-buruk golongan umat, akan tetapi kita ingin menjadi “sebaik-baik golongan ummat”, karena Islam mengajarkan untuk menjadi ummat terbaik (khairu ummah). Yakni ummat yang telah memiliki kejayaan dan kemulyaan pada masa silam dan berusaha terus untuk meraih kemajuan, kemulyaan dan kejayaan baru. Maka, tentang kemulyaan di masa silam, ummat Islam telah mempunyainya. Sekarang, kemulyaan dan kejayaan untuk era budaya baru harus diciptakan kembali.


Dalam sejarahnya, keyajaan itu bukan hanya terjadi di Barat seperti kita saksiakan ini. Tetapi kejayaan selalu berpindah tangan dari satu bangsa kepada bangsa lain. Garis besar perjalanan sejarah kejayaan itu bermula dari Mesir, berpindah ke Babilonia, dari Babilonia ke Aegian, dari Aegian ke Yunani, dari Yunani ke Carthago, dari Carthago ke Roma, dari Roma ke ummat Islam, dan akhirnya dari ummat Islam berpindah ke Barat. Maka, kejayaan Barat dan kebudayaannya sekarang ini pun sudah diramalkan akan juga berakhir.


Bangsa-bangsa Arab di kawasan Timur Tengah dengan kekayaan minyaknya semakin memperlihatkan getaran-getaran kemajuan. Negara-negara Arab ini sempat membuat resah negara-negara industri Barat dengan politik “embargo minyak”-nya ketika terjadi perang Arab-Israil di tahun 1970-an.


Sekarang ini, pada dekade 2000-an negara Pakistan dan Iran, juga menggetarkan negara Eropa dan Barat dengan program teknologi nuklirnya.


Proses kebangkitan kebudayaan Islam makin terasa. Ini tidak lain karena Islam itu sendiri yang menjadi energi ruhaniah dan etos aqliyah. Energi, vitalitas dan etos inilah yang memberi semangat “renaissance” kebudayaan di kalangan umat Islam dewasa ini.


Dari pemikiran yang dikemukakan di atas, sebenarnya kebangkitan Islam dan kebudayaan tergantung kepada umat Islam sendiri, tergantung kepada aktivitas-aktivitas kebudayaan yang dilakukannya. Maka, tanpa kegiatan kultural, kebangkitan kebudayaan Islam akan hanya merupakan harapan dan pengandaian saja.


Sudah semestinya umat Islam terpanggil untuk memberdayakan energi, vitalitas dan etos kerjanya dalam rangka memperkaya karya-karya budaya dalam segala aspek hidup dan kehidupan umat dalam memberi makna bagi manusia dan kemanusiaan. Islam harus tampil untuk “menolong peradaban dunia” dan “menolong seluruh dunia kemanusiaan”, karena misi utama Islam – sebagaimana diungkapkan al-Qur’an : “memberi rahmat bagi seluruh umat manusia”. Maka. Misi ini sudah barang tentu akan memacu Islam dan umatnya untuk tampil sebagai alternatif kekuatan budaya dan sekaligus sebagai paradigma baru yang menandai munculnya sosok baru kebudayaan dunia.

PENEMU PENEMU HEBAT DARI INDONESIA ^^(KITA PATUT BANGGA)

10 Penemu Hebat dari Indonesia


Indonesia, disamping memiliki kekayaan alam yang luar biasa, juga memiliki kekayaan intelektual dari para rakyatnya yang kini, hasil penemuan dan inovasi mereka dipakai secara internasional.Berikut ini adalah 10 penemu diantara ribuan penemu dari Indonesia.

PENEMU HARD DISK KOMPUTER

Penemu Pertama Harddisk


Penemu Harddisk :
Hard Disk diciptakan pertama kali oleh insinyur IBM, Reynold Johnson di tahun 1956. Cakram keras pertama tersebut terdiri dari 50 piringan berukuran 2 kaki (0,6 meter) dengan kecepatan rotasinya mencapai 1.200 rpm (rotation per minute) dengan kapasitas penyimpanan 4,4 MB. Cakram keras zaman sekarang sudah ada yang hanya selebar 0,6 cm dengan kapasitas 750 GB.

Di Atas Adalah Gambar Harddisk Pertama di Dunia..
Spesifikasi:
IBM 305 RAMAC (Random Access Method of Accounting and Control) 1956
1. Kapasitas: 4,8 MB
2. kecepatan rotasi: 1.200 rpm
3. Harga Sewa: $3.200 per bulan (1957)
4. Pengguna bisnis pertama: Chrysler’s MOPAR Division (1957)
5. Jumlah unit yang pernah diproduksi: lebih dari 1000 unit hingga tahun 1961

SEJARAH BLOG

Apa itu Blog? - Definisi dan Sejarah Blog



Apa itu Blog? - Definisi dan Sejarah Blog. Sebuah blog (juga disebut weblog atau web log) adalah situs yang terdiri dari entri (posting juga disebut) muncul dalam urutan kronologis terbalik dengan entri terbaru muncul pertama (mirip dalam format untuk jurnal harian). Blog biasanya termasuk fitur seperti komentar dan link untuk meningkatkan interaktivitas pengguna. Blog dibuat menggunakan perangkat lunak penerbitan tertentu.
Apa itu 
Blog? - Definisi dan Sejarah Blog

Istilah-istilah dalam blog

  • Blogging: Tindakan menulis posting untuk blog
  • Blogger: Seseorang yang menulis konten untuk blog
  • Blogosphere: Komunitas online blog dan blogger

Kelahiran / munculnya Blog

Blog paling awal dimulai pada akhir 1990-an sebagai buku harian online. Individu memposting informasi setiap hari tentang kehidupan mereka dan pendapat. Tulisan harian tersebut telah dicatatkan pada urutan tanggal mundur, sehingga pembaca dapat dilihat pos terbaru pertama dan menggulir melalui posting sebelumnya. Format memberikan monolog batin yang sedang berlangsung dari penulis.

Sebagai blog berkembang, fitur interaktif ditambahkan untuk menciptakan suatu percakapan dua arah. Pembaca mengambil keuntungan dari fitur yang memungkinkan mereka untuk meninggalkan komentar di posting blog atau link ke posting di
blog dan situs lainnya untuk lebih dialog.

Blog untuk saat ini

Seperti Internet telah menjadi lebih sosial, blog telah mendapatkan popularitas. Blogging telah menjadi bagian penting dari dunia online dan offline dengan blogger yang populer berdampak pada dunia politik, bisnis dan masyarakat. Saat ini ada 2 platform blog paling populer yaitu blogger.com dan worpress.com

Masa Depan Blog

Tampaknya tak terelakkan bahwa blogging akan menjadi lebih kuat di masa depan dengan lebih banyak orang dan bisnis menyadari kekuatan blogger sebagai influencer online. Setiap orang dapat mulai berkat blog untuk (dan sering gratis) alat online sederhana tersedia. Pertanyaannya mungkin akan menjadi tidak, "Mengapa saya harus memulai blog?" melainkan, "Mengapa tidak saya harus memulai blog?"

PENEMU KEYBOARD KOMPUTER

Siapa Penemu Keyboard?


Keyboard ditemukan pertama kali oleh Cristopher Sholes,pada tahun 1874.wow,udah lama juga ya..
Terus,kenapa tombolnya tidak urut abjad?
Ceritanya dulu gini,kan beliau menciptakan mesin ketik pertama kali,itu lho,cara kerjanya juga sama seperti keyboard zaman sekarang,hanya saja,setiap ditekan,keluar bunyi "cetak cetak",cukup bising juga.Pada awalnya,keyboard disusun sesuai huruf abjad,namun selang waktu kemudian,karena pentingnya mesin ketik untuk mengetik dokumen-dokumen penting,dan juga dikejar waktu,beliau kerepotan dengan susunan yang urut abjad,malahan tombolnya sering nyangkut.misalnya,untuk menulis "baby",sering-sering malah tertulis "abby".Huruf a dan b sering terbalik dan bertumpuk.Makanya,tidak urut abjad..
Oya,tahu kan keyboard komputer?nah,beliau mengubah susunan abjad menjadi seperti sekarang.Dikarenakan,huruf-huruf yang sering diketik,diletakkan disebelah kiri.Dan yang jarang,diletakkan disebelah kanan.
Oya,apa coba,nama keyboard sekarang?
Namanya keyboard QWERTY.
Dari mana asalnya kata itu?artinya apa?
Itu berasal dari huruf-huruf pojok kiri atas dari keyboard.Artinya?wah,ya artinya belum begitu tahu.

Sekarang,tahu kan,siapa penemu keyboard?
Jangan lupa,sering-sering baca buku ya..
Dalam sedetik baca,bisa berbagai ilmu ditangkap.

PENEMU MOUSE KOMPUTER

Penemu Mouse Pertama

Tahukah Anda siapa dan bagaimana bentuk disain Mouse pertama ditemukan?

Artikel Teknologi ini akan membahas Siapa penemu Mouse dan bagaimana bentuk disain Mouse pertama diciptakan dan sekilas Profil penemunya. Mengapa dikatakan Mouse?. Karena bentuknya yang menyerupai tikus dan pada umumnya selalu keluar masuk jendela (jendela program).

Mouse diciptakan oleh Douglas Angelbart, dilahirkan pada tahun 1925, di Oregon, Dimana beliau dibesarkan disebuah peternakan kecil. Tahun 1942 ia lulus sekolah menengah dan pergi ke Oregon State University untuk belajar elektronik .

Berikut adalah gambar mouse pertama yang di ciptakan oleh Douglas Angelbart :



Berikut adalah sketsa disain mouse tersebut:


Sesuai dengan perkembangan zaman, teknologi semakin canggih hingga perkembangan mouse sendiri meningkat pesat dengan adanya generasi perancang baru dalam disain mouse. Teknologi mouse berkembang dimulai dengan menggunakan bola sebagi penggerak, Bluetooth, Wireless sampai sekarang menggunakan teknologi finger mouse yang dapat dilengketkan dijari tangan layaknya cincin.


Berikut gambar teknologi finger mouse:


Siapa sangka dengan bentuk pertama mouse yang mirip dengan potongan kayu itu merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam dunia komputer, apalagi bagi disain grafis. Artikel Teknologi

PENEMU GITAR

ASAL MUASAL & PENEMU-PENEMU GITAR

Sejarah gitar dipercaya dimulai di wilayah Timur Dekat. Di antara puing-puing yang di temukan di Babilonia, yang paling relevan adalah gitar yang dibuat pada 1900-1800 SM. Dari masa itu, hingga tahun 1650, gitar mengalami evolusi yang begitu rumit dan beraneka ragam. Begitu banyak jenis dan masing-masing memiliki nama yang berbeda. Beberapa kalangan berpendapat lain, menganggap gitar justru berasal dari negara Spanyol karena alat musik gitar mirip sama alat musik Spanyol yang bernama Vihuela yang beredar pada awal abad ke-16. Alat baru ini (gitar) mempunyai cara pembuatan yang sama dengan alat musik ukulele. Gitar pertama kali yang dibuat sebenarnya berukuran sangat kecil dan juga hanya memiliki empat dawai, seperti ukulele. Pada masa klasik banyak terdapat publikasi yang dilakukan oleh para pembuat lagu dan juga para pemusik. Seperti Fernando Sor, Mauro Guiliani, Matteo Carcassi, Fernando Caulli, dan masih banyak para pencipta yang mengembangakan metode bermain gitar yang akhirnya menjadi permainan yang umum dan dapat diterima. Para Penemu-penemu gitar yang terkenal
Gibson

Orville H. Gibson (1856, Chateaugay, New York – 21 Agustus 1918, Ogdensburg, New York) adalah seorang luthier (ahli reparasi senar) yang mendirikan Gibson Guitar Corporation di Kalamazoo, Michigan pada tahun 1902. Ia ahli pembuat gitar, mandolin dan instrumen lainnya.
Gibson memulai usahanya pada tahun 1894 di bengkel rumahnya di Kalamazoo, Michigan. Tanpa pelatihan formal, Orville mampu menciptakan desain yang inovatif bagi mandolin dan gitar, dengan headstock diukir dan melengkung seperti sebuah biola. Ciptaannya begitu berbeda, sehingga ia diberi hak paten pada desainnya. Orville membuat itu semua dengan hanya bermodalkan lemari jati yg sudah tak terpakai, sehingga lebih keras dan lebih tahan lama daripada instrumen lain saat itu. Sehingga permintaan para musisipun langsung membeludak.
Dengan kekuatan ide Orville Gibson, lima pengusaha Kalamazoo (nama perusahaan awal Gibson) membentuk Gibson Gitar Mandolin Mfg Co, Ltd, pada tahun 1902. Dalam waktu singkat setelah perusahaan itu dimulai, lima pengusaha tersebut memaksa Gibson; “Orville H. Gibson akan dibayar hanya untuk waktu yang sebenarnya ia bekerja untuk Perusahaan.” Sesudah waktu itu, tidak ada indikasi yang jelas apakah ia bekerja di sana penuh-waktu, atau sebagai konsultan. Orville Gibson dianggap agak eksentrik, sehingga semua orang bertanya-tanya apakah selama bertahun-tahun ini ia menderita semacam penyakit mental atau tidak.
Sejak tahun 1908, Orville Gibson digaji sebesar $ 500 oleh Gibson Mandolin-Guitar Manufacturing Co, Limited (setara dengan $ 20.000 per tahun dalam istilah modern). Dia sering dirawat inap di rumah sakit antara 1907 dan 1911. Pada tahun 1916, ia kembali dirawat di rumah sakit, dan meninggal pada 21 Agustus 1918 di St Lawrence State Hospital, rumah sakit jiwa di Ogdensburg, New York. Gibson dimakamkan di Pemakaman di Malone, New York
.



CLARENCE LEONIDAS FENDER


Clarence Leonidas Fender (10 Agustus 1909 – 21 Maret 1991), juga dikenal sebagai Leo Fender, adalah seorang penemu Amerika yang mendirikan Fender Electric Instrument Manufacturing Company, yang sekarang dikenal sebagai Fender Musical Instruments Corporation, dan kemudian mendirikan MUSICMAN dan G & L Musical Products ( G & L Guitars). Gitar, bass, dan desainer sejak tahun 1950 terus mendominasi musik populer lebih dari setengah abad. Marshall dan banyak perusahaan amplifier lain telah menggunakan instrumen Fender sebagai dasar produk mereka. Fender dan penemu Les Paul sering disebut-sebut sebagai dua tokoh paling berpengaruh dalam pengembangan instrumen listrik di abad ke-20.
1950-1965: Golden Age
Saat jenis musik BigBand hilang dari tren musik menjelang akhir Perang Dunia II, grup musik kecil di AS yang bermain musik boogie-woogie, R&B, Swing, dan Honky-tonk, terbentuk di seluruh Amerika Serikat. Banyak dari grup kecil ini memakai gitar listrik karena dapat memberikan beberapa pemain rasa percaya diri yang tinggi. Pickup-dilengkapi archtops adalah pilihan gitar di band dansa pada akhir-’40an, tetapi meningkatnya popularitas dan tempat dansa roadhouses membuat kebutuhan intrumen yang semakin keras, murah, dan lebih tahan lama semakin tinggi. Pemain juga memerlukan neck yang enak dan intonasi yang lebih baik untuk bermain apa yang disebut “take-off lead guitar”. Custom-made solidbodies seperti Les Paul’s home-made “Log” dan Travis Bigsby gitar yang dibuat oleh Paul Merle Travis Bigsby dijual untuk menjawab kebutuhan ini.



TORAKUSU YAMAHA


Yamaha Corporation terbentuk pada 1 Oktober 1987 setelah pendahulunya, Nippon Gakki Company Limited, berganti nama.
Perubahan itu untuk menandai ulang tahun hari Torakusu Yamaha (20 April 1851 – 8 Agustus 1916) mendirikan bisnis, yang diawali dengan usaha perbaikan organ pipa. Merek dagang ini, “Yamaha” memiliki asal-usul dalam nama pendirinya.
Torakusu Yamaha lahir sebagai keturunan klan keluarga Tokugawa (bangsawan Jepang zaman Edo) di wilayah Kishu (sekarang Prefektur Wakayama), anak ketiga astronom Kounosuke Yamaha. Ia menghabiskan masa kanak-kanak bermain dengan alat-alat dan instrumen. saat melihat ayahnya bekerja, Torakusu terpesona dengan mesin. Karena tangannya yang terampil, ia melanjutkan studi pembuatan jam tangan di Nagasaki. Sementara di sana ia berpaling di bagian peralatan medis, dan pada tahun 1884 mulai mengunjungi rumah sakit di Hamamatsu untuk memperbaiki peralatan medis.
Pada 1887 Torakusu berhasil dalam memperbaiki organ pipa di Hamamatsu, di sekolah dasar Jinjo(SD Motoshiro saat ini), dan pada tahun 1889 ia mendirikan Yamaha Organ Works sebagai PT di Hamamatsu. Dia melanjutkan mengembangkan Nippon Gakki Company Limited pada 12 Oktober 1897, dan akhirnya menjadi presiden pertama perusahaan.

Spoiler for Karya:
HOSHINO GAKKI & SALVADOR IBANEZ

Hoshino Gakki Co. dimulai tahun 1908 sebagai divisi penjualan alat musik dari Hoshino Shoten, sebuah perusahaan toko buku. nama Ibanez menjadi merk saat 1929, ketika Hoshino Gakki mulai mengimpor gitar Salvador Ibáñez dari Spanyol. Ketika “Salvador Ibáñez” (pemilik perusahaan) ini hancur selama Perang Saudara di Spanyol, “Salvador Ibanez” akhirnya hilang, sehingga Hoshino Gakki membeli merk “Salvador Ibanez” dan mulai membuat gitar akustik Spanyol pada tahun 1935. pada awalnya mereka menggunakan “Ibanez Salvador” sebagai nama merek, dan akhirnya menggunakan “Ibanez” sebagai nama merek.
Era modern gitar Ibanez mulai tahun 1957 dan akhir 1950-an. bagian desain Ibanez menunjukkan bahwa gitar saat itu sedang hebat-hebatnya dalam desain. Pembuat gitar Jepang pada tahun 1960 sebagian besar mendesain gitar dengan menyalin Eropa dan pada akhir 1960-an Ibanez desainnya juga mirip dengan gitar EKO Hagstrom dan desain. Hoshino Gakki menggunakan FujiGen Gakki Teisco dan pabrik-pabriknya untuk memproduksi gitar Ibanez setelah mereka (FujiGen) berhenti memproduksi gitar mereka sendiri pada tahun 1966. setelah pabrik gitar tsb ditutup pada 1969/1970, Hoshino Gakki menggunakan gitar Gakki FujiGen Factory sebagai basis gitar Ibanez.

Template by:

Free Blog Templates